Jakarta - Sepakbola dimainkan di atas lapangan,
sedangkan tokoh fiktif Tarzan ciptaan Edgar Rice Burroughs dikisahkan
beraksi di tengah hutan. Lantas apa keduanya memiliki hubungan?
Apapun
bahasanya, di manapun lokasinya, misi di dalam sebuah laga sepakbola
adalah menjebol gawang tim lawan. Ketika itu terjadi, akan ada yang
berteriak kegirangan atau sebaliknya dilanda kesedihan. Tak perlu ada
aba-aba. Tak usah pakai penjelasan atau pembeberan. Itu salah satu sebab
kenapa kemudian muncul jargon sepakbola adalah bahasa yang universal.
Keuniversalan
sepakbola itulah yang kemudian menjadi jembatan orang-orang dari
budaya, negara, dan bahasa yang berbeda-beda, yang berkumpul di Piala
Eropa 2012. Semua tetap bisa berpesta dan bergembira di Polandia dan
Ukraina meski mungkin tak mengerti bahasa di dua negara dengan pengaruh
budaya Slavik itu.
Pun demikian, bahasa sepakbola yang universal
itu jelas akan sulit diterapkan dalam aktivitas sehari-hari di kedua
negara tersebut, selama gelaran Euro 2012. Nah, di sinilah kemudian si
Tarzan ambil peran dalam rupa 'bahasa Tarzan'.
Menurut laman KBBI
daring (dalam jaringan), bahasa Tarzan adalah "bahasa yang digunakan di
antara orang-orang yang berlainan bahasanya dan tidak mudah saling
mengerti, dicampuri gerak isyarat". Artinya kira-kira, kata-kata atau
gerak-gerik yang universal guna saling memahami. Intinya, ya, cuap-cuap
dan sibuk mencari gerakan yang bisa sama-sama dimengerti.
Berkesempatan meliput Euro secara langsung ke Kiev, Ukraina, detikSport menjadi
salah satu pengguna aktif bahasa Tarzan. Dengan Ukraina yang memiliki
huruf sendiri--huruf Cyrillic--mau tidak mau memang harus aktif
bertanya. Repotnya, orang Ukraina umumnya juga tidak terlalu menguasai
bahasa Inggris. Jadi, ya, harus siap jadi Tarzan agar tidak "sesat di
jalan".
Sergey, pria beranak empat yang kini banting setir
menjadi supir taksi sejak Ukraina mulai dihantam krisis ekonomi medio
2008, mengaku bahwa dalam profesi yang ia geluti sekarang ini bahasa
Inggris sangat memberikan nilai lebih.
"Kalau bisa berbahasa
Inggris, (supir taksi) biasanya mendapat bayaran lebih besar," kata pria
yang sebelumnya menggeluti bidang properti itu.
"Memang tidak
banyak yang bisa berbahasa Inggris di sini. Jadi ini amat berguna untuk
menghidupi keluarga saya," lanjutnya dalam bahasa Inggris yang cukup
fasih.
Dilihat dari kenyataannya boleh jadi memang demikian. Dari pengalaman detikSport
berkeliling Kota Kiev, sebuah pertanyaan dengan bahasa Inggris bisa
dijawab dengan kalimat-kalimat asing nan panjang lebar, sehingga
pembicaraan akhirnya harus dilanjutkan dengan mesem-mesem sambil bergaya
bak Tarzan.
Kendala bahasa juga diakui oleh dua orang tamu warga
negara Inggris di hotel yang sama dengan yang diinapi detikSport. Saat
hendak check-out dari hotel menyusul kekalahan Inggris atas
Italia di perempatfinal, mereka terlebih dulu ingin mencetak tiket
elektronik pesawat tetapi kesulitan karena PC (personal computer) yang disewa di dekat meja resepsionis menggunakan bahasa Ukraina.
Sialnya
lagi, seorang resepsionis perempuan yang bisa berbahasa Inggris
kebetulan sudah selesai jam kerjanya dan resepsionis yang saat itu
bertugas sama sekali tak lancar berbahasa Inggris. Jadilah mereka
ber-Tarzan ria.
"Iya, dia (si resepsionis perempuan) sedang tidak
ada jadi, yah, 'beruntung' buat kami," kata Scott yang mengaku
berdomisili di wilayah Milton Keynes, Inggris, itu, seraya menambahkan
kesulitan serupa sudah beberapa kali ia alami selama berada di Ukraina.
Jadi,
untuk menikmati gelaran sepakbola di Ukraina memang tak perlu bisa
bahasa Ukraina, atau setidaknya bahasa Rusia yang mirip-mirip. Tetapi
harus siap jadi Tarzan, lho!
Issued by: detiksport.com
Posting Komentar