Selasa, 26 Juni 2012

Sepakbola & Bahasa Tarzan


 Jakarta - Sepakbola dimainkan di atas lapangan, sedangkan tokoh fiktif Tarzan ciptaan Edgar Rice Burroughs dikisahkan beraksi di tengah hutan. Lantas apa keduanya memiliki hubungan?

Apapun bahasanya, di manapun lokasinya, misi di dalam sebuah laga sepakbola adalah menjebol gawang tim lawan. Ketika itu terjadi, akan ada yang berteriak kegirangan atau sebaliknya dilanda kesedihan. Tak perlu ada aba-aba. Tak usah pakai penjelasan atau pembeberan. Itu salah satu sebab kenapa kemudian muncul jargon sepakbola adalah bahasa yang universal.

Keuniversalan sepakbola itulah yang kemudian menjadi jembatan orang-orang dari budaya, negara, dan bahasa yang berbeda-beda, yang berkumpul di Piala Eropa 2012. Semua tetap bisa berpesta dan bergembira di Polandia dan Ukraina meski mungkin tak mengerti bahasa di dua negara dengan pengaruh budaya Slavik itu.

Pun demikian, bahasa sepakbola yang universal itu jelas akan sulit diterapkan dalam aktivitas sehari-hari di kedua negara tersebut, selama gelaran Euro 2012. Nah, di sinilah kemudian si Tarzan ambil peran dalam rupa 'bahasa Tarzan'.

Menurut laman KBBI daring (dalam jaringan), bahasa Tarzan adalah "bahasa yang digunakan di antara orang-orang yang berlainan bahasanya dan tidak mudah saling mengerti, dicampuri gerak isyarat". Artinya kira-kira, kata-kata atau gerak-gerik yang universal guna saling memahami. Intinya, ya, cuap-cuap dan sibuk mencari gerakan yang bisa sama-sama dimengerti.

Berkesempatan meliput Euro secara langsung ke Kiev, Ukraina, detikSport menjadi salah satu pengguna aktif bahasa Tarzan. Dengan Ukraina yang memiliki huruf sendiri--huruf Cyrillic--mau tidak mau memang harus aktif bertanya. Repotnya, orang Ukraina umumnya juga tidak terlalu menguasai bahasa Inggris. Jadi, ya, harus siap jadi Tarzan agar tidak "sesat di jalan".

Sergey, pria beranak empat yang kini banting setir menjadi supir taksi sejak Ukraina mulai dihantam krisis ekonomi medio 2008, mengaku bahwa dalam profesi yang ia geluti sekarang ini bahasa Inggris sangat memberikan nilai lebih.

"Kalau bisa berbahasa Inggris, (supir taksi) biasanya mendapat bayaran lebih besar," kata pria yang sebelumnya menggeluti bidang properti itu.

"Memang tidak banyak yang bisa berbahasa Inggris di sini. Jadi ini amat berguna untuk menghidupi keluarga saya," lanjutnya dalam bahasa Inggris yang cukup fasih.

Dilihat dari kenyataannya boleh jadi memang demikian. Dari pengalaman detikSport berkeliling Kota Kiev, sebuah pertanyaan dengan bahasa Inggris bisa dijawab dengan kalimat-kalimat asing nan panjang lebar, sehingga pembicaraan akhirnya harus dilanjutkan dengan mesem-mesem sambil bergaya bak Tarzan.

Kendala bahasa juga diakui oleh dua orang tamu warga negara Inggris di hotel yang sama dengan yang diinapi detikSport. Saat hendak check-out dari hotel menyusul kekalahan Inggris atas Italia di perempatfinal, mereka terlebih dulu ingin mencetak tiket elektronik pesawat tetapi kesulitan karena PC (personal computer) yang disewa di dekat meja resepsionis menggunakan bahasa Ukraina.

Sialnya lagi, seorang resepsionis perempuan yang bisa berbahasa Inggris kebetulan sudah selesai jam kerjanya dan resepsionis yang saat itu bertugas sama sekali tak lancar berbahasa Inggris. Jadilah mereka ber-Tarzan ria.

"Iya, dia (si resepsionis perempuan) sedang tidak ada jadi, yah, 'beruntung' buat kami," kata Scott yang mengaku berdomisili di wilayah Milton Keynes, Inggris, itu, seraya menambahkan kesulitan serupa sudah beberapa kali ia alami selama berada di Ukraina.

Jadi, untuk menikmati gelaran sepakbola di Ukraina memang tak perlu bisa bahasa Ukraina, atau setidaknya bahasa Rusia yang mirip-mirip. Tetapi harus siap jadi Tarzan, lho!

Issued by: detiksport.com
Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))